Kamis, 15 Oktober 2009

Tentang 3 oktober-ku...

14:45 , Terbangun dari tidur siang-ku dengan tersontak mendengar kabar yang membuat hati pilu...
dering telephone rumah membuat langkah-langkah kaki kami semakin cepat untuk berjalan, berjalan menuju rumah itu...

Sampai aku di rumah itu, rumah yang sudah cukup tua tetapi masih kokoh bangunannya. semua orang sibuk membenahi rumah itu untuk menunggu kedatangan seseorang yang sangat di cintai.

warna birunya langit mulai tertutup awan dan memudar menjadi kecoklatan yang menandakan hari mulai petang. dan saat petang itulah orang yang kami (keluarga ku) cintai datang, datang dengan busana yang tidak biasa ia pakai, datang dengan menutup matanya...

innalillahi wa inna ilaihi raji'un

Yangkung, kenapa engkau pergi begitu cepat!!! baru saja dua hari sebelum 3 oktober itu aku melihat paras-mu yang begitu lemah tak berdaya masih dapat menggenggam tanganku dan menyebut namaku dengan ringkih dan tertatih...

Yangkung, aku sangat menyesal tidak ada di samping-mu saat engkau menghembuskan nafas terakhir-mu, menyesal tidak menjenguk-mu lagi sehari sebelumnya, dan menyesal tidak membisikan kalimat-kalimat Allah di telinga-mu...
tapi aku bersyukur karena yangti  dan semua anak-anak mu sudah membisikan kalimat-kalimat Allah.

Yangkung, aku tidak tahu apakah aku cucu yang baik untuk-mu dengan segala kekurangan-ku, maafkan aku cucu'mu ini yang terkadang mungkin membuat engkau kesal. walaupun aku belum sempat meminta maaf langsung di hadapan-mu. tetapi dengan setulus hati bonnie sangat menyesal bila pernah membuat hati-mu sedih...

Yangkung, wajah mu dingin sekali ketika aku cium dengan sayang untuk terakhir kalinya  sebelum kain putih itu menutupi muka mu...

Bonnie sangat sayang yangkung, hati bonnie hancur melihat engkau datang dengan mata yang tertutup. karena aku tahu, matamu tidak akan pernah terbuka lagi untuk melihat dunia ini dan tidak akan pernah melihat langsung lagi cucu'mu ini mengejar cita-citanya...

Belum sempat aku membuat-mu bahagia tetapi allah berkehendak lain...
yangkung masih banyak hal yang belum bonnie tunjukan, masih belum sempat aku membawa-mu ke tempat yang indah dengan hasil keringatku.

Tetapi sekarang aku hanya bisa mendo'akan mu untuk mencapai tempat yang lebih indah dari pada dunia, aku hanya dapat mengantar-mu dengan surat al-fatihah yang melantun dari bibir ku. Ya, allah terimalah do'a-do'a ku ini dan dari semua keluarga ku yang mencintainya tanpa melebihi cinta kami pada-mu ya Allah...

Kini jasad mu telah menyatu dengan bumi, tetapi aku tahu arwah-mu masih dapat melihat kami semua yang sedang mendo'akan mu dan sangat merindukan-mu selalu, selamanya...
dan semoga engkau damai untuntuk selamanya, sampai nanti yangkung do'akan bonnie selalu yang terbaik ya.. seperti dulu engkau selalu mendo'akan ku yang terbaik dan menyemangatiku..

Selamat tinggal kakek Wagiono bin Sonto Semadi, semoga tanah kuburmu menjadi taman surga di sana..









With Love,   





Bonnie Khariza